A. EJAAN
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf) yang distandardisasikan. Ejaan biasanya memiliki tiga aspek yaitu:
1. Aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad.
2. Aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis.
3. Aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.
B. DIKSI
Diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Di bawah ini terdapat artikel yang menurut saya memiliki ejaan dan diksi yang salah.
Walikota Janji Habis Bisnis Pelacuran
KEMBANGAN (Pos Kota) – Keresahan warga di Kel. Wijaya Kusuma, Kec. Grogol Petamburan akan maraknya puluhan pelacur yang mangkal di tenda biru di sepanjang bantaran Kali Angke di Jl Pangeran Tubagus Angke, mulai disikapi Pemkot Jakbar.
Walikota Jakbar Djoko Ramadhan berjanji akan mengikis habis bisnis pelacuran di kawasan tersebut maupun lokasi maksiat lainnya di Jakbar. “Kami tidak akan pernah mentolerir bisnis pelacuran di Jakbar. Khusus di Tubagus Angke, segera akan kami tertibkan dan selanjutnya kawasan tersebut akan dijaga intensif Satpol PP dan pamong setempat,” kata Djoko, Senin (10/5).
Pos Kota edisi Senin (10/5) memberitakan, keberadaan puluhan tenda biru sebagai tempat kencan para pelacur di bantaran Kali Angke kini makin menjamur dan meresahkan warga. Padahal di lokasi tersebut terdapat kantor pemerintahan dan makam Pangeran Wijayakusuma.
Bisnis esek-esek beromset jutaan rupiah tiap malam ini bak lingkaran setan. Pasalnya pelacur dibekingi oknum dan preman, sehingga meski berkali-kali ditertibkan tapi tetap eksis hingga sekarang. Walikota Jakbar mengaku sudah perintahkan Kasatpol PP Bobby Aryono juga Camat Grogol Petamburan Tadjudin Widodo dan Lurah Wijayakusuma Saring Subagyo untuk segera menertibkan bantaran Kali Angke dari keberadaan para pelacur.
Di sisi lain, mantan Bupati Kepulauan Seribu ini mengakui, kembali maraknya aksi pelacuran baik di Tubagus Angke maupun di lokasi lainnya di Jakbar tak terlepas dari kiprah Satpol PP-yang tiga minggu lalu sempat mengendur menyusul Tragedi Koja. “Namun sejak dua minggu terakhir, jajaran Satpol PP termasuk Satpol PP Jakbar kembali aktif dalam memantau situasi ketertiban umum khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) termasuk sepak terjang pelacur,” timpal Djoko Ramadhan.
Tenda biru berukuran 1×2 meter persegi (M2) dipasang pelacur tepat di bantaran Kali Angke setiap malam sekitar Pk 18.30 sebagai tempat esek-esek. Aksi puluhan pelacur dari luar daerah dengan pakaian seronok dan dandanan menor kini makin menggila karena merembet hingga ke jalan raya.
Sebelum adzan Subuh, puluhan tenda biru dipreteli dan pelacur pulang untuk beristirahat seraya menyiapkan diri pada malam harinya. Acap kali sejumlah pelacur menjemur pakaian dalam mereka di bantaran kali tersebut (Rachmi/dms).
Diksi / ejaan yang salah | Perbaikan | Alasan |
Keresahan | Ketakutan | suatu hal yang menimbulkan rasa ketakutan yang sangat luar biasa dikalangan masyarakat luas. Sebaiknya kata "keresahan" diganti dengan kata ketakutan yang sesuai dengan kamus bahasa indonesia. |
Maraknya | Mencolok | kata "Maraknya" lebih baik diganti dengan kata mencolok, karena kata mencolok sesuai dengan kamus besar bahasa indonesia yang dalam pengertiannya yaitu suatu hal yang sangat ramai sehingga menyita perhatian banyak orang. |
Pelacur | wanita tuna susila | Pemilihan kata pelacur sangat tidak tepat, karena kata digunakan kurang begitu baik dan agak begitu kasar. |
Mangkal | Pangkal | kata "Mangkal" berawal dari kata pangkal yang dalam pengertiannya yaitu sebagai bagian dari permulaan suatu hal. |
Bantaran | Tepi | "Bantaran" merupakan suatu kata yng bermakna tepi. Seharusnya kata bantaran diganti dengan dengan tepi karena kata tepi sesuai dengan kamus besar bahasa indonesia yang baik & benar. |
Pemkot | Pemerintah Kota | "Pemkot" seharusnya suatu kata yang tidak digunakan dalam suatu kalimat karena kata tersebut sendiri merupakan singkatan dari kata pemerintah kota. |
Mengikis | Menghabiskan | kata "mengikis" lebih baik diganti dengan kata menghabiskan, karena kata menghabiskan tedapat dalam kamus besar bahasa indonesia. |
Mentolelir | Saling pengertian | kata "Mentolelir" ada baiknya diganti dengan kata saling pengertian yang sesuai dengan kamus besar bahasa indonesia. |
Intensif | Sungguh-sungguh | secara sungguh-sungguh dan terus menerus dl mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yg optimal. |
Kencan | Suatu janji | Janji untuk saling bertemu di suatu tempat pd waktu yg telah ditentukan bersama (antara teman, muda-mudi, kekasih) |
Esek-esek | abal-abal | Dalam kata perulangan ini menggunakan kata yang tidak baku. |
Seronok | menyenangkan | kata "seronok" lebih baik diganti dan digunakan kata menyenangkan karena kata menyenangkan termasuk kata yang terdapat dalam kamus bahasa indonesia. |
Menor | mencolok cara berdandannya | kata yang digunakan merupakan kata tidak baku yang tidak terdapat dalam kamus besar bahasa indonesia, alangkah baiknya kata tersebut diganti dengan kata mencolok. |
Dipreteli | dibongkar-pasang | dipreteli merupakan kata yang kurang baik digunakan karena kata tersebut tidak baku, harusnya kata preteli diganti dengan dibongkar-pasang. |
Acap | sering kali | acap didalam pengertiannya yaitu sering kali, kata ini termasuk kata yang tidak baku. |
0 komentar:
Posting Komentar